Langsung ke konten utama

Kerokan: Antara Mitos dan Fakta

Source: goolifes.blogspot.com
Smart Ladies, pasti sudah familiar dengan istilah kerokan. Pengobatan alternatif yang telah ada sejak zaman raja-raja. Menurut kepercayaan zaman dulu, orang sakit karena kemasukan roh jahat. Menggosokkan koin ke tubuh, dianggap mampu menarik roh jahat tersebut.

Ternyata kerokan tidak hanya tradisi orang Indonesia. Pengobatan dengan cara menggesekkan koin atau benda tumpul ke tubuh, juga dikenal oleh bangsa lain. Bagi orang Vietnam dikenal dengan nama cap giodi, bangsa Kamboja menyebutnya goh kyol, sedangkan bagi masyarakat Tiongkok dinamakan gua sua. Tiongkok menggunakan sendok atau batu giok sebagai ganti koin.

Berikut beberapa mitos dan fakta tentang kerokan, yang ada penjelasan ilmiahnya.

1. Anggapan orang, masuk angin diakibatkan banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh. Faktanya, saat udara dingin atau kita terpapar angin besar, malah membuat pembuluh darah kita menyempit. Ini mengakibatkan otot kekurangan oksigen dan susah bernapas, sehingga terjadi nyeri otot, dan badan terasa tidak enak. Kerokan akan membuat pembuluh darah melebar dan oksigen kembali masuk ke dalam tubuh.

2. Mitosnya semakin merah hasil kerokan, berarti sakitnya semakin parah. Faktanya, gesekan koin dengan tubuh, membuat peradangan pada kulit, dan pembuluh darah kecil serta halus pecah. Ini yang mengakibatkan kulit berwarna merah.

3. Kerokan sebaiknya di punggung agar tidak nampak, dan lebih bagus secara estetika. Punggung memang daerah yang tepat untuk dikerok, namun karena di punggung, terdapat sistem saraf terpadu. Pembuluh darah ini merupakan yang terpanjang dan terlebar, sekaligus terhubung dengan jaringan pembuluh darah di seluruh tubuh.

Source : Muslimahzone.id


4. Kerokan bisa menimbulkan kecanduan. Fakta mengatakan, zat endorfin, diproduksi lebih banyak saat badan dikerok, sehingga badan terasa nyaman. Zat ini di produksi oleh jaringan endotel yang berada di bagian terdalam pembuluh darah, kerokan mampu mencapai bagian ini. Sebaiknya kerokan dilakukan miring, mengikuti dermaton, arah saraf menuju kulit.

5. Menurut mitos, kerokan akan membuat tubuh kebal angin. Faktanya, pada saat kerokan, tubuh mengeluarkan zat cytokines yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Sehingga membuat otak lebih waspada terhadap serangan bakteri atau virus penyakit. Saat pembuluh darah melebar, sel darah putih juga mampu bergerak leluasa ke seluruh tubuh. Seperti kita tahu, sel darah putih adalah tentara yang akan memerangi penyakit yang masuk ke tubuh kita.

6. Dengan kerokan, akan menghilangkan rasa dingin dan tubuh menjadi hangat. Secara ilmiah, kerokan merupakan penerapan rumus Einsten, bahwa gesekan dua benda akan menghasilkan energi panas. Saat koin digesekkan ke tubuh mengakibatkan energi panas dan membuat tubuh kita hangat. Ternyata nenek moyang kita sudah sejenius Einsten ya Smart Ladies.

7. Kerokan tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan penderita darah tinggi. Bagi ibu hamil, kerokan akan menghasilkan zat prostagladin yang bisa memicu kontraksi dini dan kelahiran prematur. Sedangkan pada penderita darah tinggi, peradangan dan pecahnya pembuluh darah karena kerokan, apalagi pembuluh di daerah leher, yang langsung berhubungan dengan otak, bisa sangat berbahaya.



Nah, Smart Ladies setelah tahu fakta tentang kerokan, jadi bisa berhati-hati dalam menerapkannya, ya. Kerokan memang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Hanya saja jangan terlalu berlebihan. Sebaiknya bila sakit tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Diorama Sepasang ALBANNA

Judul: Diorama Sepasang Albana Pengarang: Ari Nur (Pemenang Sayembara Menulis Novel Islami Mizan) Penerbit: PT Mizan Pustaka Tahun: Cetakan II Mei 2008 Tebal: 216 halaman ISBN: 9789791738514 Genre: Novel Roman Diorama Sepasang Albana adalah kisah pencarian cinta sejati sepasang muda mudi yang menggeluti dunia arsitek. Cerita cinta antara Ryan dan Rani. Keduanya dipertemukan dalam sebuah biro arsitek ternama Ibukota. Walau bekerja sama dalam sebuah biro konsultasi, mereka tak pernah akur. Ryan adalah sosok pria milenial mapan yang perfeksionis. Sedangkan Rani adalah arsitek muda yang agamis dan idealis. Latar belakang, pola pikir, dan kepribadian yang bertolak belakang, semakin memperuncing permusuhan mereka berdua. Namun ternyata mereka punya satu kesaman. Keduanya mengidolakan tokoh arsitek Islam, Imam Hasal Al-Banna. Ryan mulai galau saat merasa tidak lagi mampu hidup sendiri. Walau termasuk golongan eksekutif muda mapan yang banyak digandrungi perempuan, R

Si Kecil Picky Eater? Coba 3 Cara Ini, Yuk!

Si kecil hanya mau melahap, makanan tertentu saja? Kemungkinan si kecil adalah picky eater , alias pilih-pilih makanan. Emak pasti khawatir ya. Takut kesehatannya terganggu, takut asupan gizinya kurang, dan takut perkembangannya terhambat. Saat menginjak usia 1 tahun, si kecil boleh mengonsumsi apa saja yang ada di meja makan. Namun, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru. Kurangnya variasi MPAsi yang diberikan, bisa membuat anak hanya menyukai makanan tertentu saja. Pengalaman saya, MPAsi si sulung maksimal karena hampir semua sayur dan buah dikenalkan. Sedangkan pada si bungsu, hanya terbatas yang ada di tukang sayur saja. Kondisi ini ternyata berdampak pada pola makan mereka. Si sulung menyukai hampir semua sayur dan buah. Tak perlu drama saat makan, apapun yang disajikan emaknya, dia lahap. Namun, berbeda dengan bungsu. Dia hanya mau makan sayur tertentu saja. Makanan favoritnya ya, mi, telur dadar, dan kecap. Aduh, mana cukup vitaminnya 😥. Setelah lepas ASI, B

Ide Mentok saat Bikin Masakan untuk Keluarga Tercinta? Cobain Yuk, 5 Resep Olahan Telur Ini!

sumber sriwijaya post.tribun Besok masak apa Mak? Ini adalah pertanyaan horor buat saya, 😂, karena sering bingung mau menyajikan apa di meja makan. Sebenarnya bisa saja asal masak, sop, sayur bening, tumisan, atau sekadar goreng lauk berprotein hewani plus sambal. Namun, yang jadi masalah adalah tidak semua anggota keluarga  welcome  dengan menu tersebut, betul nggak, Mak?  Sebelkan, ya, bila sudah susah masak, eh, nggak ada yang nyentuh. Itu makanan awet di meja makan kayak diberi formalin 😜. Kalau masak kesukaan keluarga, bosen juga, masa’ iya, tiap hari menunya itu-itu saja. Nggak berubah. Selain bosen, asupan yang masuk ke dalam tubuh jadi kurang seimbang dan tidak bervariasi. Ujung-ujungnya perkembangan buah hati dan kesehatan jadi terganggu. Bila sudah begini, (jurus andalan sayah) telur menjadi alternatif. Hampir semua suka sama benda bulat yang berasal dari pantat ayam ini, eh 😂🙊. Telur punya banyak nutrisi dan gizi yang diperlukan tubuh, tapi ada juga asup