Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 14, 2018

Marlina, Si Pembunuh Empat Babak Melenggang ke Oscar 2019

Sumber moviexplorer Film Marlina, Si Pembunuh Empat Babak, adalah film yang dibintangi Marsha Timoty. Film ini disutradarai oleh Mouly Surya. Di Indonesia, rilis bulan November tahun lalu. Kenapa empat babak? Karena dalam film ini memang terbagi dalam empat babak, perampokan, perjalanan, pengakuan, dan kelahiran. Setting film berada di Sumba, NTT. Marlina, si pembunuh empat babak ini, merupakan film dengan genre satay western . Hm, sebuah genre yang asing di telinga ya. Genre Baru Satay Western adalah istilah yang dikenalkan oleh salah satu kritikus film luar, Maggie Lee. Kondisi alam Sumba, yang banyak padang savanna, mirip dengan alam Amerika. Cerita film ini menonjolkan keheroikan seorang tokoh yang mampu mengatasi seluruh masalah, juga merupakan ciri khas film western . Borong Penghargaan Marlina, berhasil menyabet beberapa penghargaan dari dunia internasional. Diantaranya adalah: 1. Best Scenario pada FIFFS 11st, Maroko. 2. Best Movie pada Asian Nest Wave da

3 Musikus Disabilitas Bersuara Emas Membakar Semangat Asian Para Games 2018

Sumber kompasolahraga Asian Para Games 2018 sudah berakhir ya. Pesta olah raga ajang unjuk diri atlet-atlet penyandang disabilitas. Namun, tak hanya atlet yang menunjukkan kebolehan mereka. Pada even empat tahunan ini, beberapa musikus disabilitas juga menampilkan kelebihan mereka. Ada tiga gadis cilik spesial yang terpilih ikut andil dalam acara ini. Ketiganya menyumbangkan suara emasnya dalam official song Asian Para Games 2018. Lagu penyemangat para atlet untuk berjuang mengalahkan keterbatasan. Siapa saja ketiga gadis disabilitas yang bersuara merdu ini, kenalan sama mereka, yuk. 1. Putri Nisma Ariani Sumber Sriwijayapost.com Putri berkesempatan menyanyikan lagu Song of Victory . Dia berkolaborasi dengan beberapa nama hebat seperti Armand Maulana, Once Mekel, Maudy Ayunda, dan Lesty Kejora. Putri lahir prematur di saat usia kehamilan 6 bulan. Dia menderita Retina Of Premature (ROP). Ini membuatnya tak bisa melihat sejak usia 3 bulan. Kedua orang tuany

Unik, Sekolah Kepribadian Ini Ajarkan Table Manner dan Etika Makan Pisang Bertarif 200 Juta

Sumber: Sarita Institute Sebuah sekolah kepribadian di Tiongkok, Sarita Institute, selalu kebanjiran siswa. Sekolah kepribadian ini didirikan oleh seorang pengusaha perempuan Sara Jane Ho. Sarita Institute dibuka di Beijing dan Shanghai Mei 2015 silam. Sarita Institute  menawarkan 2 macam kelas. Kelas yang memberikan kursus selama 12 hari, untuk perempuan yang telah menikah, dan 10 hari khusus bagi wanita single. Kursus ini mengajarkan cara menjadi the real lady. Pertumbuhan Ekonomi Menciptakan Fenomena Baru Pertumbuhan ekonomi yang pesat meningkatkan jumlah golongan masyarakat menengah keatas di Tiongkok. Hal ini menimbulkan fenomena perubahan gaya hidup. Kebutuhan akan ketrampilan table manner , cara berbicara, dan cara bersikap layaknya aristokrat membuat sekolah kepribadian banyak diminati. Kaum sosialita baru ini kerap mengadakan pertemuan bisnis dan perjalanan ke luar negeri. Kolega-kolega baru mereka banyak yang berasal dari dataran Eropa. Seperti kita tahu, table

Review Buku: Diorama Sepasang ALBANNA

Judul: Diorama Sepasang Albana Pengarang: Ari Nur (Pemenang Sayembara Menulis Novel Islami Mizan) Penerbit: PT Mizan Pustaka Tahun: Cetakan II Mei 2008 Tebal: 216 halaman ISBN: 9789791738514 Genre: Novel Roman Diorama Sepasang Albana adalah kisah pencarian cinta sejati sepasang muda mudi yang menggeluti dunia arsitek. Cerita cinta antara Ryan dan Rani. Keduanya dipertemukan dalam sebuah biro arsitek ternama Ibukota. Walau bekerja sama dalam sebuah biro konsultasi, mereka tak pernah akur. Ryan adalah sosok pria milenial mapan yang perfeksionis. Sedangkan Rani adalah arsitek muda yang agamis dan idealis. Latar belakang, pola pikir, dan kepribadian yang bertolak belakang, semakin memperuncing permusuhan mereka berdua. Namun ternyata mereka punya satu kesaman. Keduanya mengidolakan tokoh arsitek Islam, Imam Hasal Al-Banna. Ryan mulai galau saat merasa tidak lagi mampu hidup sendiri. Walau termasuk golongan eksekutif muda mapan yang banyak digandrungi perempuan, R

Tak Hanya Manusia, Ternyata Hewan Punya Hak Asasi juga, Loh!

Sumber pexels.com Tak banyak yang tahu bahwa tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari hak asasi hewan, ya. Ternyata hewan juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi. Kita, manusia, tidak bisa memperlakukan mereka seenaknya. Ada lima hak dasar hewan, yaitu: 1. Bebas dari rasa lapar dan haus 2. Bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan, dan penyalahgunaan. 3. Bebas dari rasa sakit, cidera, dan penyakit. 4. Bebas dari rasa takut dan tertekan. 5. Bebas mengekspresikan perilaku alamiah. Didasari Perlakuan Kejam terhadap Hewan Hal ini didasari oleh perlakuan kejam terhadap hewan sejak awal abad ke -17. Saat itu eksploitasi hewan dianggap sudah keterlaluan. Banyak ekor kuda di potong untuk bahan tekstil dan bulu domba dicukur habis untuk kain wol. Sekarang sering kita lihat berita, gajah dibunuh hanya untuk diambil gadingnya. Gading ini dijual kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bangkainya ditinggalkan begitu saja. Di era modern, hewan tidak hanya di ambil ba