Langsung ke konten utama

Menciptakan perempuan berkualitas untuk Indonesia yang lebih baik.


Perempuan sebagai sumber kehidupan, dari rahim kecilnya tercipta manusia baru yang akan menjadi penerus peradaban. Perempuan diciptakan sangat istimewa oleh sang pencipta. Selain sebagai sumber kehidupan, perempuan juga adalah pendidik yang pertama dan utama untuk penerus peradaban yang dilahirkannya.

Kualitas perempuan mempengaruhi kualitas sebuah keluarga, sebuah masyarakat bahkan sebuah negara. Seorang manusia bisa dikatakan berkualitas kalau manusia itu bisa memberikan pengaruh dan berdampak bagi orang lain. Manusia yang berkualitas bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tapi juga harus bermanfaat untuk orang lain. Seorang perempuan yang berkualitas akan mampu menciptakan generasi penerus yang berkualitas juga.

Salah satu cara membentuk perempuan yang berkualitas adalah dengan membudayakan membaca. Dengan membaca akan membuka mata dan pikiran kita akan sesuatu yang mungkin bahkan belum pernah kita alami atau kita lihat secara langsung. Membaca bukan hanya dalam arti harfiah saja. Membaca bukan hanya dari buku. Membaca apa yang sedang terjadi di sekeliling kita. Membaca keadaan alam, membaca perilaku orang-orang disekitar kita, membaca apa yang dialami orang lain.
Hal ini akan membuat kita peka terhadap penderitaan, kejadian dan berempati terhadap mereka.
Seorang perempuan yang peka dan berempati akan menularkan sifat positif tersebut kepada generasi penerus yang dititipkan kepadanya. Seseorang yang bisa berempati akan membuatnya tidak hanya mementingkan diri sendiri. Seseorang yang memiliki empati akan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang disekitarnya.

Di jaman yang serba canggih sekarang, sifat empati dan peduli sudah sangat jarang bisa ditemukan. Kemajuan teknologi membuat setiap orang serasa tidak membutuhkan orang lain. Dengan kehadiran teknologi yang terus berkembang, manusia bahkan bisa meminimalisir berinteraksi dengan orang lain. Kemajuan teknologi selain membawa pengaruh positif juga diikuti oleh pengaruh negatif juga. Salah satu dampak negatif tersebut adalah berkurangnya interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lainnya.

Disinilah peran perempuan sebagai pendidik yang pertama sangat dibutuhkan. Perempuan sebagai pendidik harus membekali dirinya dengan beragam ilmu. Selain itu, perempuan juga harus terus belajar mengembangkan dirinya. Sebagaimana teknologi berkembang, seperti itulah seharusnya perempuan juga mengembangkan diri.

Sekarang banyak sekali  sarana yang bisa dipergunakan oleh perempuan untuk mengembangkan diri. Menambah ilmu dan menambah kemampuan sebagai seorang pendidik pertama bagi generasi penerus. Training yang dilakukan secara online bisa diikuti tanpa harus pergi meninggalkan rumah dan anak-anak.

Belajar dan terus belajar dari orang lain serta dari alam adalah cara untuk menciptakan kualitas dalam diri kita. Menciptakan generasi yang pintar dan cerdas sangat mudah, karena setiap anak lahir sudah dibekali dengan kecerdasan masing-masing. Tapi mendidik anak agar mampu berempati dan peduli dengan lingkungan dan orang-oranh disekitarnya itulah PR terberat bagi perempuan di era sekarang.

Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Indonesia juga adalah negara yang memiliki sumber daya manusia yang tidak sedikit. Kombinasi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang banyak dan melimpah ini akan mampu membuat Indonesia menjadi negara yang besar dan lebih baik. Semoga perempuan-perempuan Indonesia adalah perwmpuan berkualitas dan mampu menularkan kualitasnya demi kebaikan Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Diorama Sepasang ALBANNA

Judul: Diorama Sepasang Albana Pengarang: Ari Nur (Pemenang Sayembara Menulis Novel Islami Mizan) Penerbit: PT Mizan Pustaka Tahun: Cetakan II Mei 2008 Tebal: 216 halaman ISBN: 9789791738514 Genre: Novel Roman Diorama Sepasang Albana adalah kisah pencarian cinta sejati sepasang muda mudi yang menggeluti dunia arsitek. Cerita cinta antara Ryan dan Rani. Keduanya dipertemukan dalam sebuah biro arsitek ternama Ibukota. Walau bekerja sama dalam sebuah biro konsultasi, mereka tak pernah akur. Ryan adalah sosok pria milenial mapan yang perfeksionis. Sedangkan Rani adalah arsitek muda yang agamis dan idealis. Latar belakang, pola pikir, dan kepribadian yang bertolak belakang, semakin memperuncing permusuhan mereka berdua. Namun ternyata mereka punya satu kesaman. Keduanya mengidolakan tokoh arsitek Islam, Imam Hasal Al-Banna. Ryan mulai galau saat merasa tidak lagi mampu hidup sendiri. Walau termasuk golongan eksekutif muda mapan yang banyak digandrungi perempuan, R

Si Kecil Picky Eater? Coba 3 Cara Ini, Yuk!

Si kecil hanya mau melahap, makanan tertentu saja? Kemungkinan si kecil adalah picky eater , alias pilih-pilih makanan. Emak pasti khawatir ya. Takut kesehatannya terganggu, takut asupan gizinya kurang, dan takut perkembangannya terhambat. Saat menginjak usia 1 tahun, si kecil boleh mengonsumsi apa saja yang ada di meja makan. Namun, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran baru. Kurangnya variasi MPAsi yang diberikan, bisa membuat anak hanya menyukai makanan tertentu saja. Pengalaman saya, MPAsi si sulung maksimal karena hampir semua sayur dan buah dikenalkan. Sedangkan pada si bungsu, hanya terbatas yang ada di tukang sayur saja. Kondisi ini ternyata berdampak pada pola makan mereka. Si sulung menyukai hampir semua sayur dan buah. Tak perlu drama saat makan, apapun yang disajikan emaknya, dia lahap. Namun, berbeda dengan bungsu. Dia hanya mau makan sayur tertentu saja. Makanan favoritnya ya, mi, telur dadar, dan kecap. Aduh, mana cukup vitaminnya 😥. Setelah lepas ASI, B

Ide Mentok saat Bikin Masakan untuk Keluarga Tercinta? Cobain Yuk, 5 Resep Olahan Telur Ini!

sumber sriwijaya post.tribun Besok masak apa Mak? Ini adalah pertanyaan horor buat saya, 😂, karena sering bingung mau menyajikan apa di meja makan. Sebenarnya bisa saja asal masak, sop, sayur bening, tumisan, atau sekadar goreng lauk berprotein hewani plus sambal. Namun, yang jadi masalah adalah tidak semua anggota keluarga  welcome  dengan menu tersebut, betul nggak, Mak?  Sebelkan, ya, bila sudah susah masak, eh, nggak ada yang nyentuh. Itu makanan awet di meja makan kayak diberi formalin 😜. Kalau masak kesukaan keluarga, bosen juga, masa’ iya, tiap hari menunya itu-itu saja. Nggak berubah. Selain bosen, asupan yang masuk ke dalam tubuh jadi kurang seimbang dan tidak bervariasi. Ujung-ujungnya perkembangan buah hati dan kesehatan jadi terganggu. Bila sudah begini, (jurus andalan sayah) telur menjadi alternatif. Hampir semua suka sama benda bulat yang berasal dari pantat ayam ini, eh 😂🙊. Telur punya banyak nutrisi dan gizi yang diperlukan tubuh, tapi ada juga asup