Melihat baby Arkha tidur pulas dengan wajah damainya, membuat aku mengucap syukur yang tiada henti. Alhamdulillah, baby Arkha hampir 5m. Sehat, ceria, aktif dan ndut. Walau berat badannya tergolong besar tapi tidak menghambat geraknya. Genap 4 lapan, sudah lancar tengkurap dan kembali telentang lagi. Malah kadang sudah sampai di tepi kasur saking seringnya dia berguling-guling.
Ingatanku kembali ke 4 bulan yang lalu, ketika dia baru lahir. Saat itu usianya belum genap 3d, dia harus tidur jauh dari dekapanku, 3 hari tidak bisa merasakan belaianku, dan aq hanya bisa melihatnya dari balik kaca. Ya, itu dikarenakan dia harus dirawat secara intensif di ruang peristi, ruang steril khusus bayi yang baru lahir di rumah sakit panti wilasa citarum. Rasanya serasa langit diatasku runtuh dan menimpa kepalaku.
Baby Arkha adalah anak keduaku. Pengalaman sang kakak, Arrya, aku tidak bisa ngAsi karena kurangnya informasi tentang Asi yang aku dapat. Ditambah mitos yang memojokkan aku, bahwa aku tidak bisa memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayiku. Semakin membuat aku frustasi dan tidak bisa maksimal buat ngASI. Salahku juga tidak banyak mencari informasi tentang apa dan bagaimana ASI itu. Asiku baru keluar setelah hari ke lima. Arrya sudah terlanjur kenal dot dan sufor. Ketika aku berusaha untuk memberinya ASI, dia menolak. Jelas saja, asiku baru keluar sedikit sedangkan Arrya sudah kenal dot yang bisa mengeluarkan sufor dengan deras. Istilahnya Arrya bingung puting.
Setelah berbagai macam usaha dari mulai minum asi booster, pijat payudara, akupuntur hingga membeli beberapa asi pumping sampai 4bulan lamanya aku mencoba, tetap saja asiku tidak bisa keluar banyak. Ketika di pumping pun hanya 15ml ka-ki. Akhirnya Arrya tidak mau sama sekali menyentuh nenenya dan aku dengan berat hati menyerah. Tapi aku berjanji kalau diberi kesempatan punya baby lagi, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk ngASI. Alhamdulillah, saat sang kakak genap 1tahun, aku positif hamil lagi. Sejak awal aku sudah mempersiapkan agar aku bisa ngASI. Setiap kontrol ke dokter selalu aku konsultasikan masalah asiku, minum pelancar asi sejak dini dan mengikuti kelas edukasi yang di selenggarakan oleh AIMI. Aku mantap dan percaya aku pasti bisa ASIX.
Alhamdulillah, saat kelahiran semua normal dan lancar. Aku tetap bersikeras memberi ASI walau orang disekelilingku mewanti-wanti agar secepatnya mencari sufor yang bagus untuk persiapan baby baru. Aku berusaha dan mempraktekkan semua teori yang aku dapat. Baby Arkha juga sudah pintar nenen langsung dari payudara. Aku semakin yakin aku bisa. Tapi setelah sehari di rumah, baby Arkha rewel, panas dan tidak mau lepas dari nenennya. Karena panasnya sudah 39 derajat, baby Arkha langsung kubawa ke rumah sakit dan diagnosa dokter dia dehidrasi berat.
Deg, diagnosa dokter langsung membuatku syok, berarti benar asiku tak cukup, seharian baby Arkha nenen masih kurang bahkan sampai dehidrasi. Aku merasa berdosa dan egois. Sakit rasanya.
Alhamdulillah setelah di infus dan diberi penurun panas, baby Arkha berangsur membaik. Panasnya turun tapi masih harus dirawat intensif. Perawat yang menjaga baby Arkha memberiku semangat agar aku tetap berusaha memerah asi untuk disusukan, karena asi adalah obat yang paling mujarab untuk sakit apapun yang menimpa bayi. Ditengah rasa sedih, bersalah dan putus asa, tapi juga kemauan untuk secepatnya membuat Arkha sembuh, sebuah keajaiban terjadi padaku. Asi perahku terkumpul hingga 40ml ka-ki. Bagiku itu sudah sangat banyak, karena pengalaman kelahiran pertama dulu cuma 15ml. Aku semakin semangat untuk memerah. Syukur alhamdulillah ASIP ku bertambah banyak. Dan setelah 3 hari, Arkha bisa kubawa pulang.
Awalnya aku hampir menyerah untuk memberi sufor bila asiku tidak cukup. Tapi ada sedikit asaku untk tetap berjuang ngASI. Aku menyemangati diriku sendiri dan juga sounding ke Arkha, kuajak dia berjuang bersama-sama untuk ngASI. Segala usaha aku lakukan, mulai dari pijat, minum asi booster, makan daun katuk, hingga mengkonsumsi jamu yang super pahit. Aku berdoa semoga Allah memberiku keajaiban agar aku bisa ngASI. Alhamdulillah, akhirnya asiku keluar banyak, bahkan sampai berlebih. Bajuku selalu basah dan sering sekali asiku mengalir deras saat aku mandi. Alhamdulillah, ini benar-benar karunia dan berkah Allah yang tak terhingga buatku.
Sekarang di usianya yang belum genap 5m, BB Arkha sudah 8kg, gendut, sehat dan aktif. Aku puas, setidaknya aku bisa membuktikan pada diriku sendiri kalau aku juga bisa ngASI. Kadang rasa iri muncul, banyak ibu-ibu di luar sana yang tidak perlu berjuang bisa ngASI dengan gampangnya.
Bahkan banyak yang menyia-nyiakan ASI nya karena lebih memilih sufor hanya karena gengsi. Semoga semakin banyak ibu yang sadar bahwa ngASI jauh lebih bergengsi dan bermanfaat untuk buah hatinya.
Seorang ibu akan selalu bisa memberikan ASI untuk bayinya. Mitos tentang asi yang tidak keluar adalah salah, karena tiap bayi berbeda kebutuhan asupan asi yang diperlukannya. Percayalah bahwa asi adalah asupan terbaik untuk bayi kita. Karena ASI adalah pemberian Allah untuk mahluknya. Dukungan dari orang di sekeliling ibu juga sangat berarti. Semoga semakin banyak ayah asi dan orang yang sadar akan manfaat ASI.
Komentar
Posting Komentar