SARJANA "CUMA" JADI IRT
Beberapa waktu lalu saya membaca postingan mahmud di grup fb yang membernya emak-emak. Posting tentang curhatan kegalauan karena omongan orang-orang di sekelilingnya atas statusnya yang baru sebagai full timer housewife yang notabene sudah bergelar sarjana. Saya jadi tergelitik untuk comment, kenapa harus galau, apa yang salah dari status barunya itu? Apa full timer housewife pekerjaan yang tidak bisa dibanggakan, apa fulltimer housewife profesi yang lebih rendah dari profesi-profesi lain sehingga tidak perlu pendidikan tinggi?
Fulltimer housewife atau istilah kekiniannya adalah ibu rumah tangga alias IRT adalah profesi yang amat mulia. Walau hanya dirumah, mengerjakan pekerjaan domestik, dengan rutinitas yang sama setiap harinya, sebenarnya malah pekerjaan yang membutuhkan skill, gelar pendidikan tertinggi, tenaga ekstra dan kesabaran yang super.
Seorang perempuan yang memutuskan untuk berkarir sebagai full timer housewife seharusnya diberi apresiasi tinggi. Karena profesi ini berlaku 24 jam, 7 hari seminggu tanpa ada ijin pulang awal, cuti sakit ataupun cuti tahunan. Seorang ibu harus bisa standby untuk memenuhi semua kebutuhan anggota keuarga. IRT adalah multitasking job, mulai dari seorang cleaning service, chef handal yang bukan saja mahir memasak tapi juga harus tahu ilmu gizi, manager keuangan dan seorang guru bagi anak-anaknya. Pekerjaan yang terakhir inilah yang membutuhkan skill dan pendidikan yang tinggi.
Pendidikan setinggi apapun tidak akan sia-sia dan percuma walau perempuan hanya memutuskan untuk menjadi IRT saja. Disiplin ilmu apapun baik eksak maupun sosial akan sangat bermanfaat. Ibu adalah tempat pertama dan utama bagi anak-anaknya untuk bertanya dan mengetahui banyak hal. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Seorang ibu yang berpendidikan dan berwawasan luas bisa menyalurkan ilmu bagi anaknya. Tidak ada ruginya belajar apapun karena pasti suatu saat akan bisa dimanfaatkan. Akan lebih baik apabila seorang ibu adalah orang yang bergelar pendidikan tertinggi walau hanya IRT karena untuk mendidik anak yang berkualitas butuh seorang ibu yang juga berkualitas. Pekerjaan boleh gagal karena bisa kita ulangi lagi, tapi mendidik anak tidak boleh gagal karena hanya ada satu kesempatan tanpa bisa kita putar ulang lagi.
Profesi sebagai IRT sama hebatnya dengan profesi lainnya yang bisa dilakukan oleh perempuan diluar sana. Jangan pernah merasa lebih rendah dibanding dengan sesama perempuan yang mempunyai karir cemerlang diperusahaan-perusahaan bonafid. Karena surat tugas kita sebagai ibu langsung ditanda tangani oleh Sang pencipta, bayaran kita memang bukan berupa dolar tapi nilainya lebih berharga dari emas 24 karat. Yang penting tetap ikhlas dalam menjalani profesi kita walau banyak orang yang memandang sebelah mata. Pasti semua akan terasa ringan dan menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar