Sumber moviexplorer |
Kenapa empat babak? Karena dalam film ini memang terbagi dalam empat babak, perampokan, perjalanan, pengakuan, dan kelahiran.
Setting film berada di Sumba, NTT. Marlina, si pembunuh empat babak ini, merupakan film dengan genre satay western. Hm, sebuah genre yang asing di telinga ya.
Genre Baru
Satay Western adalah istilah yang dikenalkan oleh salah satu kritikus film luar, Maggie Lee. Kondisi alam Sumba, yang banyak padang savanna, mirip dengan alam Amerika. Cerita film ini menonjolkan keheroikan seorang tokoh yang mampu mengatasi seluruh masalah, juga merupakan ciri khas film western.
Borong Penghargaan
Marlina, berhasil menyabet beberapa penghargaan dari dunia internasional. Diantaranya adalah:
1. Best Scenario pada FIFFS 11st, Maroko.
2. Best Movie pada Asian Nest Wave dari The QCinema Film Festival Filifina.
3. NETPAC jury Award di Five Flavour Asian Filn Festival 2017.
4. Best Actreess dari Sitges International Fantastic Film Festival. Marsha berhasil mengalahkan Nicole Kidmann pada kategori ini.
Sumber youtube |
Maju di Ajang Oscar
Karena segudang prestasi yang didapatnya ini, membuat Marlina si Pembunuh Empat Babak, terpilih mewakili Indonesia untuk kategori Best Foreign Laguage pada ajang Oscar 2019. Penunjukkan ini dilakukan oleh Komite Seleksi Oscar yang diketuai okeh Christine Hakim.
Film ini bercerita tentang seorang janda, yang ditinggal mati suaminya. Karena tak adanya biaya, mayat sang suami hanya di bungkus kain dan didudukkan di pojok ruangan. Kematian sang suami meninggalkan hutang. Segerombolan perampok, mengklaim akan mengambil paksa seluruh harta Marlina.
Pimpinan perampok tidak saja memaksa Marlina menyerahkan harta benda, namun juga kehormatannya. Marlina di paksa harus melayani tujuh perampok. Dalam ketidakberdayaannya, Marlina berhasil meracuni semua anak buah perampok. Sedangkan sang pimpinan, dipenggal kepalanya.
Marlina, dengan membawa bukti kejahatannya, kepala pimpinan perampok, melakukan perjalanan jauh menuju kantor polisi. Dia bermaksud mencari keadilan. Namun, gambaran satir akan kejelekan dan kelambanan birokrasi negara, yang dia terima.
Sumber variety.com |
Semoga Marlina mampu berbicara dalam ajang Oscar 2019. Sebuah ajang film tertinggi di dunia, setelah beberapa penghargaan yang telah diterimanya. Hal ini membuktikan bahwa, perfilman Indonesia juga tak kalah dari film-film Hollywood dan Bollywood.
Tulisan ini diikutsertakan dalam challenge one day one post bersama Estrilokk.community
Komentar
Posting Komentar